DETAIL

Dua Bulan Menuju 2025: Tiga Tren Pasar yang Perlu Diperhatikan

Dua bulan memasuki tahun 2025, pasar saham global terus menunjukkan penguatan meskipun masih diwarnai volatilitas dan ketidakpastian ekonomi. Indeks S&P 500 naik sekitar 4%, sementara MSCI World Index naik sekitar 5% hingga 20 Februari 2025. Hal ini menjadi tren yang menarik, mengingat pasar saham telah mencatatkan pertumbuhan yang kuat selama dua tahun terakhir.

Menurut analisis, kenaikan ini didorong oleh penurunan suku bunga bank sentral, pertumbuhan ekonomi yang stabil, serta meningkatnya pendapatan perusahaan, meskipun ada tekanan dari tarif perdagangan dan inflasi. Selain itu, tiga tren utama muncul di awal tahun 2025 yang perlu diperhatikan oleh investor:

1. Saham Teknologi Mega-Cap Tertinggal dari Pasar yang Lebih Luas

Pada tahun 2024, saham-saham teknologi berkapitalisasi besar, terutama “Magnificent 7” (Apple, Amazon, Google, Meta, Microsoft, Nvidia, dan Tesla), mendominasi pasar. Saham-saham ini memberikan kontribusi besar terhadap kenaikan S&P 500, terutama didorong oleh lonjakan permintaan untuk kecerdasan buatan (AI). Namun, di awal 2025, kinerja kelompok saham ini mulai tertinggal dibanding sektor lain.

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kinerja Lemah Saham Teknologi Mega-Cap:

Valuasi yang Tinggi: Saham teknologi besar telah mengalami kenaikan lebih dari 150% sejak 2023 hingga 2024, menyebabkan valuasinya menjadi lebih mahal, meskipun tidak sampai ke tingkat gelembung teknologi tahun 1999.

Ketidakpastian Tarif dan Perdagangan: Sebagai perusahaan global, mereka lebih rentan terhadap kebijakan perdagangan yang berubah, terutama dalam sektor semikonduktor dan perangkat keras.

Pertumbuhan Pendapatan yang Lebih Merata di Berbagai Sektor: Tahun ini, pertumbuhan pendapatan tidak hanya didorong oleh sektor teknologi, tetapi juga oleh sektor lain seperti keuangan, energi, dan kesehatan.

Diversifikasi Kepemimpinan Pasar: Hingga awal 2025, 10 dari 11 sektor dalam S&P 500 mengalami pertumbuhan positif, menunjukkan bahwa kepemimpinan pasar mulai menyebar ke sektor selain teknologi dan konsumsi.

Kesimpulan: Tren ini menunjukkan bahwa kepemimpinan pasar mulai bergeser ke sektor lain, dan investor disarankan untuk memiliki portofolio yang mencakup saham di berbagai sektor, termasuk saham berkapitalisasi besar dan menengah dari sektor pertumbuhan maupun nilai.


2. Stabilisasi Imbal Hasil Obligasi AS Setelah Lonjakan Tajam

Imbal hasil Treasury 10-tahun sempat melonjak 120 basis poin (1,2%) sejak September 2024, dari sekitar 3,6% menjadi 4,8%. Kenaikan ini dipicu oleh kombinasi faktor:

  • Data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan
  • Ketidakpastian inflasi
  • Perubahan kebijakan belanja pemerintah baru
  • Ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga secara agresif pada 2025

Namun, dalam beberapa minggu terakhir, imbal hasil Treasury mulai stabil di sekitar 4,5%.

Mengapa Imbal Hasil Obligasi Stabil?
  • Inflasi yang Terkendali
    • Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi, meskipun masih di atas target 2% Federal Reserve, telah turun signifikan dari puncaknya di atas 7%.
    • Data Personal Consumption Expenditures (PCE) yang akan dirilis pekan depan diperkirakan menunjukkan inflasi turun dari 2,6% menjadi 2,5%.
  • Kebijakan Pemerintah yang Lebih Ketat dalam Pengeluaran
    • Pemerintahan baru lebih fokus pada pengurangan belanja dan defisit fiskal, yang dapat membantu menjaga stabilitas imbal hasil Treasury.
  • Tanda-Tanda Perlambatan Ekonomi
    • Penjualan ritel di AS untuk Januari lebih rendah dari perkiraan, dan beberapa perusahaan besar seperti Walmart memberikan proyeksi keuangan yang lebih lemah.
    • Kemungkinan penerapan tarif baru dapat berdampak pada konsumsi masyarakat.
    • Jika ekonomi atau pasar tenaga kerja melambat, Federal Reserve dapat mempertimbangkan 1-2 kali pemotongan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan.

Kesimpulan: Imbal hasil obligasi diperkirakan akan tetap berada dalam kisaran 4% – 4,5% sepanjang tahun. Stabilitas ini dapat mendukung pasar saham dan obligasi, serta mengurangi ketidakpastian di sektor keuangan.


3. Saham Eropa Mengungguli Pasar AS di Awal 2025

Salah satu tren paling mencolok pada 2025 adalah saham Eropa mengungguli saham AS. EuroStoxx 50 naik sekitar 13% sejak awal tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan S&P 500 (+4%) dan MSCI World Index (+5%).

Faktor-Faktor yang Mendorong Saham Eropa Menguat:

Pelemahan Dolar AS

Dolar AS yang lebih lemah meningkatkan daya saing perusahaan Eropa di pasar global dan mendukung sentimen investor terhadap saham internasional.

Data Ekonomi Positif dari Zona Euro

Indeks kejutan ekonomi Eropa menunjukkan perbaikan dibandingkan AS dalam beberapa minggu terakhir.

Harapan Penyelesaian Perang Rusia-Ukraina

Ada spekulasi bahwa perang dapat berakhir dalam waktu dekat, yang dapat memberikan stabilitas dan mengurangi harga energi di Eropa.

Pemilihan Umum di Beberapa Negara Besar

Pemilu di Jerman dan negara lainnya dapat meningkatkan pengeluaran fiskal, yang berpotensi mendukung pertumbuhan ekonomi dan pasar saham.

Apakah Tren Ini Akan Berlanjut?

Meskipun Eropa saat ini mengalami momentum yang baik, belum tentu kinerja ini akan bertahan sepanjang tahun. Beberapa risiko yang masih perlu dipertimbangkan termasuk:

Apakah pelemahan dolar AS bersifat sementara atau berkelanjutan

Apakah sentimen positif terkait perang Rusia-Ukraina benar-benar akan terjadi

Seberapa besar pengaruh kebijakan fiskal terhadap pasar dalam jangka panjang

Kesimpulan: Meskipun saham Eropa mengalami kenaikan yang kuat, ada ketidakpastian mengenai keberlanjutannya. Dalam jangka panjang, saham AS tetap lebih unggul dibandingkan pasar Eropa karena pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan inovasi perusahaan-perusahaan AS.

Pegang kendali melalui
Smart Analysis Portal

Smart Analysis Portal kami menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan berbagai fitur dan alat yang membantu pelanggan dengan berbagai gaya trading.